Minggu, 05 April 2015

KADAR P2O5 YANG LARUT DALAM PUPUK NPK


LAPORAN LENGKAP

Nama                                   : Ulfa Novianty



Kelas                                    : 3 A


Kelompok                             : A 2 3



Tanggal                               : 5 April 2015



Judul Penetapan                : Penentuan Kadar P2O5 yang larut dalam air pada pupuk NPK



Tujuan Penetapan              : Untuk mengretahui kadar P2O5 yang larut dalam air pada pupuk NPK



Dasar Prinsip                   : Sampel diendapkan dengan NH4OH dengan penambahan NH4Cl, lalu
                                            dipijarkan



Reaksi





Landasan Teori :

        Pupuk superfosfat ; terbuat dari fosfat alam yang dicampur dengan asam belerang. Pupuk superfosfat berbentuk bubuk yang berwarna abu abu dengan kandungan fosfat antara 14–20 %. Sifatnya mudah larut dalam air dan agak sedikit higroskopis. Pupuk ini juga mampu mengikat amoniak. Pupuk superfosfat buatan ini ada dalam dua bentuk yaitu Double Superfosfat (DS) dan Triple Superfosfat (TSP).Superfosfat merupakan pupuk yang dapat bereaksi dengan cepat. Hal ini disebabkan oleh mudah larutnya kalsium fosfat asam primer. Di dalam pabrik superfosfat, kalsium fosfat alam diolah dengan asam sulfat menjadi kalsium fosfat primer, Reaksinya berlangsung sebagai berikut : Ca3(PO4)2 + 2 H2SO4 → Ca(H2PO4)2 + 2 CaSO4 Kalsium fosfat asam primer gipsPada tanah yang mengandung kalsium, maka kalsium fosfat asam primer bereaksi dengan kalsium bikarbonat, sehingga terjadilah kalsium fosfat asam sekunder dan selanjutnya trikalsium fosfat : Ca(H2PO4)2 + Ca(HCO3)2 → 2 CaHPO4 + 2 H2O + 2 CO2↑ 2 CaHPO4 + 2 H2O + 2CO2 → Ca3(PO4)2 + 2 H2O + 2 CO2↑ Dengan cara inilah kalsium fosfat yang tidak larut mengendap di dalam tanah dalam bentuk yang sangat halus. Karena sangat halusnya, maka sangat mudah ditransformasi dengan asam karbonat dan asam lainnya menjadi kalsium fosfat asam primer yang mudah diserap.Jenis pupuk SP-36 ini muncul sebagai akibat sulitnya mendapatkan kandungan dasar pupuk TSP yang masih harus diimpor. Oleh karena itu, kadar fosfat pada SP- 36 jauh lebih rendah dari TSP (Marsono, 2001). Kandungan pupuk SP-36 adalah P2O5 total : 36 %; P2O5 tersedia : 34 % ; P2O5 larut air : 30 %. Pupuk ini terbuat dari fosfat alam dan sulfat. Berbentuk butiran dan berwarna abu abu. Sifatnya agak sulit larut didalam air dan bereaksi lambat sehingga selalu digunakan sebagai pupuk dasar. Reaksi kimianya tergolong netral, tidak higroskopis, dan tidak bersifat membakar .Pupuk SP-36 mempunyai keunggulan yaitu : a. Kandungan hara fosfor dalam bentuk P2O5 tinggi yaitu sebesar 36 %. b. Bersifat netral sehingga tidak mempengaruhi kemasaman tanah. c. Tidak mudah menghisap air, sehingga dapat disimpan cukup lama dalam kondisi penyimpanan yang baik.d. Dapat dicampur dengan pupuk urea atau pupuk ZA pada saat penggunaanTSP adalah pupuk superfosfat yang didatangkan dari Amerika Serikat pengganti pupuk DS dari Belanda. Pupuk P ini memiliki sifat dan warna yang sama dengan pupuk DS, kecuali bentuknya butiran dan granuler. Pada dasarnya, TSP merupakan peningkatan dari pupuk superfosfat yang lebih dahulu muncul pasaran. Bahan dasar utama TSP adalah asam fosfat dan kalsium.Hasilnya merupakan kalsium fosfat yang mudah larut dalam air. Universitas Sumatera Utara []3243)(POCa .CaF2 + 12H3PO4 + 9H2O → 9Ca(H2PO4)2 + CaF2



                    Pupuk TSP akan diikat oleh tanah dengan cukup kuat dan relative kurang tercuci. Kandungan P dalam bentuk P2O5 pada TSP adalah 46 %. TSP merupakan pupuk fosfat terbaik. Kandungan P paling tinggi dan mudah larut, tetapi memerlukan biaya tinggi untuk membuatnya. 2.4. Pupuk Majemuk yang mengandung fosfatAmmonium fosfat ; dihasilkan dari hasil reaksi antara amonia dengan asam fosfat atau pencampuran fosfor dengan asam sulfat. Ada beberapa jenis pupuk ammonium fosfat yang banyak digunakan, diantaranya Monoammonium Phosphate (MAP), Diammonium Phosphate (DAP) dan Ammonium Phosphate-Sulfate. MAP diperoleh dari hasil reaksi antara amonia dengan asam fosfat serta mengandung 12 % N dan 61 % P2O5,NH3 + H3PO4 → NH4H2PO4Monoammonium Phosphate (MAP)Dalam Diammonium Phosphate (DAP) terkandung 21 % N dan 53 % P2O52NH3 + H3PO4 → (NH4)2HPO4Diammonium Phosphate (DAP)Amonia juga dapat direaksikan dengan cara mencampurkan fosfor dengan asam sulfat yang menghasilkan ammonium phosphate-sulfate yang terdiri dari 16 % N dan 20 % P2O5.4H3PO4 + xH2SO4 + (4 + 2x)NH3 →4NH4H2PO4.x(NH4)2SO4 Ammonium Phosphate-SulfateBahan utama pupuk amophos adalah monoammonium fosfat. Bentuknya berupa butiran dan berwarna abu-abu muda. Ada dua macam pupuk amophos, yaitu amophos A yang mengandung N 11 % dan P2O5 48% serta amophos B yang mengandung N 16,5 % dan P2O5 20 %. Kedua macam pupuk ini larut dalam air dan tidak higroskopis.Pupuk NPK dibuat melalui proses industri berteknologi tinggi sehingga dihasilkan butiran yang homogen. Setiap butir pupuk Phonska mengandung tiga macam unsur hara utama yaitu Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K) yang diperkaya dengan unsur hara belerang (S) dalam bentuk larut air, sehingga mudah diserap akar tanaman Pupuk NPK merupakan pupuk majemuk cepat tersedia yang paling dikenal saat ini. Bentuk pupuk NPK yang beredar di pasaran adalah pengembangan dari bentuk-bentuk NPK lama yang kadarnya masih rendah. Kadar NPK yang banyak beredar adalah 15-15-15, 16-16-16 dan 8-20-15. Kadar lain yang tidak terlalu umum beredar adalah 6-12-15, 12-12-12, atau 20-20-20.NPK Mutiara adalah pupuk NPK produk BASF dengan kadar 16-16-16. Pupuk ini berbentuk butiran berwarna abu-abu dan agak higroskopis. Dalam pemasarannya pupuk ini dikemas dalam ukuran 1 kg dan 5 kg. Pupuk yang diimpor dari Norwegia ini termasuk diminati banyak orang 2.5. Klasifikasi fosfor Kelarutan fosfor didalam fosfat pembawa yang berbeda akan bervariasi. Kelarutan pupuk fosfat dalam air tidak selalu menjadi kriteria yang terbaik dalam ketersediaan unsur ini pada tanaman. Penentuan fosfor tidaklah mudah ketika ketersediaan unsur- unsur pupuk ditentukan dengan cepat dalam sampel. Metode kimia yang telah dikembangkan dimana penilaian yang cukup baik adalah larut dalam air, ketersediaan, dan kandungan fosfor total dari pupuk.Istilah yang sering menggambarkan kandungan fosfor dalam pupuk adalah dengan menentukan kelarutannya dalam air, kelarutan dalam sitrat, tidak larut dalam sitrat, ketersediaannya dan fosfat total sebagai P2O5. Sampel kecil yang akan dianalisa, pertama kali diekstraksi dengan air, kemudian endapannya disaring, dan fosfor yang terkandung dalam filtrat ditentukan. Kandungan fosfor dari filtrat ditentukan dan dinyatakan sebagai persentase berat total sampel. Ini mewakili fraksi sampel yang larut dalam air.Fosfor yang larut dalam sitrat. Residu tersebut ditambahkan larutan ammonium sitrat 1 N, kemudian diekstraksi. Kandungan fosfor dari filtrat ditentukan dan dinyatakan sebagai persentase berat total sampel, ini dinamakan fosfor yang larut dalam sitrat. Fosfor tersedia. Jumlah fosfor yang larut dalam air dan larut dalam asam sitrat 2 % mewakili taksiran yang tersedia untuk tanaman. Fosfor total. Fosfor total dapat ditentukan secara langsung tanpa langkah –langkah yang digambarkan (Tisdale, 1975). Reaksi penentuan fosfat adalah sebagai berikut :



H3PO4 + 12 H2MoO4 → H3P[]4012OMo + 10 H2O Biru molibdemMo (VI) → Mo (V)





Alat & Bahan :

 Alat
  •  Gelas Piala 100 , 300 ml
  • Gelas Ukur 10 ml
  • Neraca Digital
  • Kaki Tiga
  • Corong 
  • Pengaduk 
  • Cawan Porselin
  • Tanur 
  • Eksikator
      •  Kertas Saring
Bahan 


  • Pupuk NPK
  • Aquadest Panas
  •  NH4Cl 2M
  • Campuran Magnesia
  • HCl 1:1
  • IndikatorMM:MB (1:1)
  • NH4OH (1:10) & (1:20)


Cara Kerja : 

1. Ditimbang pupuk TSP + 3 g.
2. Dilarutkan dengan aquadest kedalam gelas piala kemudian dipanaskan.
3. Saring dengan kertas saring berlipat.
4. Endapan dicuci dengan 3×10 ml aquadest panas
5. Filtrat ditampung lalu, ditambahkan NH4Cl 2M + 10 mL.
6. Ditambahkan campuran Magnesia 10 mL, jika keruh ditambahkan HCl 1:1 hingga larut

7. Dibubuhi indikator PP kemudian endapkan dengan NH4OH 1:10 berlebih, hingga larutan

berwarna merah muda seulas.
8. Didinginkan dalam es
9. Lalu, disaring dan dicuci hingga bebas Cl- dengan NH4OH 1:20
10. Endapan dikeringkan dalam oven (T=1050C)
11. Endapan diperarang, dipijarkan, didinginkan, dan timbang hingga bobot tetap.
12. Menghitung kadar P2O5 yang larut dalam air pada pupuk NPK



Pengamatan :
1. Bobot cawan kosong : 25,6764 Gram
2. Bobot cawan + abu : 25,8647 Gram
3. Bobot Abu : 0,1383 Gram
4. Bobot sample : 1,0000 Gram


Perhitungan :

Kadar P205 = Mr P2O5/Mr Mg2P2O7 x Bobot abu X 100%
                                          g Sampel


                   = 142/222 x 0,1383 g X 100%

                               1,0000  g

                    = 12,84 %


Kesimpulan :

Dari hasil pengamatan dan pehitungan dapat disimpulkan bahwa kadar P2O5 yang larut dalam air pada pupuk NPK adalah sebesar 12,84 %


Daftar pustaka  :
http://noelyakuza.blogspot.com/2012/05/materi-pospat.html
Laporan Harian kadar P2O5 yang larut dalam air pada pupuk NPK

Sabtu, 04 April 2015

KADAR ASAM BEBAS PADA PUPUK ZA

LAPORAN LENGKAP

Nama                                      : Ulfa Novianty

Kelas/kelompok                      : III A / A2.3

NIS                                          : 114630

Tanggal Mulai                         : 03 Maret 2015

Tanggal Selesai                      : 03 Maret 2015

Judul penetapan                     : Penentuan Kadar Asam Bebas  pada pupuk ZA

Tujuan Penetapan                  : Untuk mengetahui kadar asam bebas pada sampel ZA

Dasar Prinsip                          : Kadar asam bebas pada pupuk ZA ditetapkan secara 
                                                 alkalimetri. Pupuk ZA dilarutkan dalam pH 5,4kemudian   
                                                 dititar dengan NaOH hingga didapatkan TA sindur dari 
                                                 indikator SM.

Reaksi                                   : 

Landasan Teori                     :
                                                 

                                                   Pupuk adalah material yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi dengan baik. Material pupuk dapat berupa bahan organik ataupun non-organik (mineral). Pupuk berbeda dari suplemen. Pupuk mengandung bahan baku yang diperlukan pertumbuhan dan perkembangan tanaman, sementara suplemen sepertihormon tumbuhan membantu kelancaran proses metabolisme. Meskipun demikian, ke dalam pupuk, khususnya pupuk buatan, dapat ditambahkan sejumlah material suplemen.
                                                   Dalam pemberian pupuk perlu diperhatikan kebutuhan tumbuhan tersebut, agar tumbuhan tidak mendapat terlalu banyak zat makanan. Terlalu sedikit atau terlalu banyak zat makanan dapat berbahaya bagi tumbuhan. Pupuk dapat diberikan lewat tanah ataupun disemprotkan ke daun. Salah satu jenis pupuk organik adalah kompos.
Ammonium Sulfat (ZA) merupakan salah satu jenis pupuk sintetis yang mengandung unsur hara N. Pupuk ammonium sulfat dikenal juga dengan nama ZA (Zwavelzure Amonium). Unsur hara N yang berasal dari Urea dan ZA merupakan hara makro utama bagi tanaman selain P dan K dan seringkali menjadi faktor pembatas dalam produksi tanaman. Menurut Gardner  dkk.  (1991), defisiensi N membatasi pembesaran sel dan pembelahan sel. N berperan sebagai bahan penyusun klorofil dan asam amino, pembentuk protein, esensial bagi aktivasi karbohidrat, dan komponen enzim, serta menstimulasi perkembangan dan aktivitas akar serta meningkatkan penyerapan unsur-unsur hara yang lain (Olson dan Kurtz, 1982). Pupuk ZA dibuat dari gas amoniak dan gas belerang. Persenyawaan kedua zat tersebut menghasilkan pupuk ZA yang mengandung N 20,5 sampai 21%, bersifat tidak higroskopis. Menurut Hilman  dkk. (1993,  dalam Widyastuti, 1996), pupuk N dalam bentuk ammonium sulfat (ZA) yang diberikan ke dalam tanah pertama-tama akan diserap (adsorpsi) oleh kompleks koloid tanah dan bentuk N (NH4+) cenderung tidak hilang dan tercuci air, sedangkan urea dapat segera larut dalam air. Tahap akhir dalam proses pembuatan pupuk ZA adalah pengeringan.  Pengeringan adalah proses untuk menghilangkan sejumlah cairan volatileyang terdapat dalam padatan dengan cara evaporasi. Dalam industri pupuk seperti ammonium sulfat (ZA), superfosfat (SP), dan natrium fosfat kalium (NPK), proses pengeringan biasanya dilakukan dengan menggunakan rotary dryer. Untuk dapat mendesain dan menganalisa kinerja suatu  rotary dryer, perlu diketahui terlebih dahulu karakteristik pengeringan bahan padat yang dikeringkan. Hal ini dapat dilaksanakan secara eksperimen dengan menggunakan alat  tray dryer. Penelitian untuk memperoleh data karakteristik telah dilakukan oleh sejumlah peneliti, antara lain : pengeringan limbah padat dari ekstraksi minyak zaitun oleh Doymaz et al (2003), pengeringan ampas wortel oleh Singh et al (2006), pengeringan biji anggur oleh Roberts et al (2008), dan pengeringan limbah padat tapioka oleh Dedi dkk (2009).
                                        Kandungan pupuk Za
                                        Pupuk ZA mengandung belerang 24 % dan nitrogen 21 %.Kandungan nitrogennya hanya separuh dariUrea, sehingga biasanya pemberiannya dimaksudkan sebagai sumber pemasok hara belerang pada tanah-tanah yang miskin unsur ini.Terdiri dari senyawa Sulfur dalam bentuk Sulfat yang mudah diserap dan Nitrogen dalam bentuk amoniumyang mudah larut dan diserap tanaman.
           
                                       Spesifikasi dari Pupuk Za (SNI 02-1760-2005)
                                      Menurut (SNI 02-1760-2005) pupuk Za memiliki spesifikasi sebagai berikut:Nitrogen minimal 20,8%, Belerang minimal 23,8%, Kadar air maksimal 1%, Kadar Asam Bebas sebagai H2SO4 maksimal 0,1%, Bentuk Kristal dan     berwarna putih

                                        Sifat dan keunggulan pupuk Za (SNI 02-1760-2005) yaitu :
                                     Tidak higroskopis, Mudah larut dalam air, Digunakan sebagai pupuk dasar dan susulan, Senyawa kimianya stabil sehingga tahan disimpan dalam waktu lama, Dapat dicampur dengan pupuk lain, Aman digunakan untuk semua jenis tanaman, Meningkatkan produksi dan kualitas panen, Menambah daya tahan tanaman terhadap gangguan hama, penyakit dan kekeringan, Memperbaiki rasa dan warna hasil panen
                                        Cara Penggunaan Pupuk ZA
                                               Pupuk ZA sangat dianjurkan sebagai pupuk dasar dan pupuk susulan untuk semua jenis tanaman. (Unsur hara Belerang dibutuhkan tanaman sejak awal pertumbuhan), Pupuk ZA dapat dicampur dengan pupuk yang lain.

Alat dan bahan                :

Alat            :    
1. Neraca digital 
2. Erlenmeyer 
3. Pipet volume 
4. Pipet tetes 
5. Buret 
6. Corong 
7. Penyangga buret 
8. Labu ukur

Bahan         : 
1. Pupuk ZA 
2. Pupuk TSP 
3. Aquades 
4. NaOH 0,1 N 
5. Indikator SM 
6. Indikator BTB


Cara Kerja                        :
A.Pada Pupuk ZA
1.Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2.Ditimbang± 10 gram contoh kedalam erlenmeyer.
3.Dibubuhi 3 tetes indikator SM dan 25 ml aquades hingga pH 5,4 lalu, di homogenkan.
4.Dititar dengan NaOH 0,1 N sampai pH larutan menjadi 5,4 ( sindur ).
5.Menghitung kadar asam bebas

B.Pada Pupuk TSP
1.Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2.Ditimbang± 10 gram contoh kedalam labu ukur 100 ml.
3.Dilarutkan dengan air panas dan diimpitkan hingga tanda garis.
4.Dipipet 25 ml larutan ini ke dalam erlenmeyer dan dibubuhi indikator BTB.
5.Dititar dengan NaOH 0,1 N sampai pH larutan menjadi 5,4 ( sindur ).
6.Menghitung kadar asam bebas

Hasil Pengamatan             :

Pada pupuk ZA
·Berat sampel                           : 5.0202 gram
·Volume penitar                       : 2.50     ml


Kesimpulan : Dari hasil percobaan tidak dilakukan penitaran karena pada sampel pupuk ZA yang di analisa tidak mengandung asam bebas.

Daftar ustaka                 : 

http://id.wikipedia.org/wiki/Pupuk_ZA
http://banyuagung.wordpress.com/2009/07/30/fungsi-pupuk-za-bagi-tanaman-kita/

Laporan Harian Asam Bebas

Senin, 09 Maret 2015

Kadar Air Dalam Pupuk

LAPORAN LENGKAP
Nama : Ulfa Novianty
Nis: 124899
Kelas : III A
Kelompok : A2.3
Tanggal Praktikum: 24 Februari 2015
Judul Penetapan: Penentuan Kadar Air Pada Sampel Pupuk ZA, Urea dan NPK
Tujuan Penetapan: Untuk menentukan kadar air pada sampel pupuk
yang akan di analisa.
Dasar Prinsip :
Prinsip dari metode oven pengering adalah bahwa air yang terkandung dalam suatu bahan akan menguap bila bahan tersebut dipanaskan pada suhu 105oC selama waktu tertentu. Perbedaan antara berat sebelum dan sesudah dipanaskan adalah kadar air.
Landasan Teori :
                  Pupuk Za adalah pupuk kimia buatan yang dirancang untuk memberi tambahan haranitrogen dan belerang bagi tanaman. Nama Za adalah singkatan dari istilah bahasa Belanda ‘zwavelzure ammoniak’, yang berarti Amonium Sulfat (NH4SO4).Ammonium Sulfat bila dalam keadaan murni berwarna putih garam dengan bentuk kristal. Wujud pupuk ini juga berbentuk butiran kristal mirip garam dapur dan terasa asin di lidah. Pupuk ini bersifat higroskopis (mudah menyerap air) walaupun tidak sekuat pupuk urea. Namun dalam perdagangannya, Ammonium Sulfat berwarna putih dan tergantung pada bahan pencampur yang terkandung didalamnya seperti kelabu, kemerah-merahan, kekunung-kuningan, biru tua atau bahkan kadang berwarna semu Ammonium Sulfat karena adanya kandungan H2SO4 bebas, garam-garam mineral dan uap air.Karena ion Sulfat larut secara kuat, sedangkan ion amonium lebih lemah, pupuk ini berpotensi menurunkan pH tanah yang terkena aplikasinya. Sifat ini perlu diperhatikan dalam penyimpanan dan pemakaiannya.Reaksi kerja pupuk Za agak lambat sehingga cocok untuk pupuk dasar. Sifat reksinya asam, sehingga tidak disarankan untuk tanah ber-pH rendah. Selain itu, pupuk ini sangat baik untuk sumber Sulfur. Lebih disarankan dipakai didaerahpanas.Pupuk Za yang diperdagangkan dalam bentuk kristal, umumnya berwarna putih, tapi ada juga yang berwarna abu-abu, biru kabuan dan kuning, tergantung kepada pembuatannya.Ammonium sulfat merupakan jenis pupuk nitrogen yang paling sering dipakai dalam perdagangan karena hidrolisa ion NH4+ ini sangat dibutuhkan oleh pertumbuhan tanaman.Banyak proses yang digunakan dalam produksi Ammonium Sulfat, penggolongannya tersebut berdasarkan atas bahan baku yang digunakan, proses-proses tersebut diantaranya:a. Proses yang menggunakan bahan baku (by product) dari pembuangan gas Kokas.b. Proses konversi Kalsium Sulfat alam (gibs) atau Kalsium Sulfat by produk(yang diambil dari pabrik asam Phosphate).c. Proses dengan reaktan murni, seperti Ammonia yang diperoleh dari Ammonia plant dan Asam Sulfat dari pross kontak. Pada proses dengan reaktan murni ini, ada bermacam-macam prosesnya.Proses dasar cyclenya sama tetapi untuk menyatukan perbedaan secara teknis diperlukan suatu proses penyempurnaan. Yaitu dengan adanya proses netralisasi antara Ammonia dan Asam Sulfat lalu terjadi kristalisasi dengan tekanan vakum. Netralisasi akan terjadi pada temperature yang lebih rendah dibandingkan bila operasi dilangsungkan pada tekanan atmosphere.a. Kandungan pupuk ZaPupuk ZA mengandung belerang 24 % dan nitrogen 21 %.Kandungan nitrogennya hanya separuh dariUrea, sehingga biasanya pemberiannya dimaksudkan sebagai sumber pemasok hara belerang pada tanah-tanah yang miskin unsur ini.Terdiri dari senyawa Sulfur dalam bentuk Sulfat yang mudah diserap dan Nitrogen dalam bentuk amoniumyang mudah larut dan diserap tanaman.b. Spesifikasi dari Pupuk Za (SNI 02-1760-2005)Menurut (SNI 02-1760-2005) pupuk Za memiliki spesifikasi sebagai berikut: Nitrogen minimal 20,8% Belerang minimal 23,8% Kadar air maksimal 1% Kadar Asam Bebas sebagai H2SO4 maksimal 0,1% Bentuk kristal Warna putihc. Sifat dan keunggulan pupuk Za (SNI 02-1760-2005)·Tidak higroskopis·Mudah larut dalam air·Digunakan sebagai pupuk dasar dan susulan·Senyawa kimianya stabil sehingga tahan disimpan dalam waktu lama·Dapat dicampur dengan pupuk lain·Aman digunakan untuk semua jenis tanaman·Meningkatkan produksi dan kualitas panen·Menambah daya tahan tanaman terhadap gangguan hama, penyakit dan kekeringan·Memperbaiki rasa dan warna hasil panend.
Cara Penggunaan Pupuk Za·Pupuk ZA sangat dianjurkan sebagai pupuk dasar dan pupuk susulan untuk semua jenis tanaman. (Unsur hara Belerang dibutuhkan tanaman sejak awal pertumbuhan)·Pupuk ZA dapat dicampur dengan pupuk yang lain.
Alat dan bahan :
Alat :
1. Cawan porselin
2. Oven
3. Spatula
4. Gegep
5. Eksikator
6. Neraca digital
Bahan: Pupuk ZA
Cara Kerja :
1.Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2.Menimbang contoh ± 2 gram ke dalam cawan porselin yang sudang diketahui bobot tetapnya.
3.Cawan berisi sampel di keringkan, dipijarkan di dalam oven ± 2 – 3 jam
4.Kemudian, cawan didinginkan dalam eksikator lalu ditimbang hingga bobot tetap.
Pengamatan                       :


     ZA
       Petridish Kosong + sampel                                     : 36,0965  gram

      Berat petridisk + sampel (sebelum pengeringan)    :39,1125  gram

       Berat petridisk + sampel (setelah pengeringan)     : 39,0986 ram

     

    UREA
       Petridish Kosong + sampel                                     : 38,3140 gram

     Berat petridisk + sampel (sebelum pengeringan)      : 41,3186  gram

     Berat petridisk + sampel (setelah pengeringan)       : 41,2970 gram

     
    NPK
       Petridish Kosong + sampel                                      : 34,3487 gram

     Berat petridisk + sampel (sebelum pengeringan)      : 37,3487 gram

     Berat petridisk + sampel (setelah pengeringan)       : 37, 9259 gram

   
    Perhitungan Kadar Air       :
     
  UREA

% Air =  (Bobot yang Hilang) / berat sample x 100 %

         =( 0.0236 gram)/ 3.0046 x 100 %

         = 0,71%


    ZA

% Air =  (Bobot yang Hilang) / berat sample x 100 %

         =( 0.0139 gram)/ 3.0021 x 100 %

         = 0,46%

   
  NPK

% Air =  (Bobot yang Hilang) / berat sample x 100 %

         =( 0.3228 gram)/ 3.0000 x 100 %

         = 10.76 %




Kesimpulan                        :

Dapat disimpulkan dari percobaan bahwa kadar air pada sampel
                                           a Urea         :  0.71%
                                           b ZA            :  0.46%
                                           c NPK         :  10.76%


Daftar Pustaka            : 

Laporan Harian Kadar Air Pada Pupuk

Selasa, 03 Maret 2015

Kadar Amonia Bebas Pada Pupuk Urea

LAPORAN LENGKAP

Nama                           :  Ulfa Novianty

NIS                               : 124899

Kelas / Kelompok        :  3A / A2.3

Tanggal mulai             :   24 February2015

Tanggal selesai           :   24 February2015

Judul Penetapan          :  Kadar amonia bebas pada pupuk urea

Tujuan Penetapan       : Untuk mengetahui kadar amonia bebas pada pupuk urea

Dasar prinsip              : Sampel dianalisa dengan metode volumetri dimana larutan sampel dititar dengan larutan standar asam ( HCl )


Landasan teori :


AMONIAK
A.     Nama Lain:

1.         Ammonia Gas
2.        Anhydrous Ammonia
3.        Liquid Ammonia
4.      Nitro-Sil
                                                                    Berat Molekul : 17.03
   B.    Sumber Amoniak
Amonia adalah bahan kimia dengan formula kimia NH3. Molekul amonia mempunyai bentuk segi tiga. Amonia terdapat di atmosfer dalam kuantiti yang kecil akibat pereputan bahan organik. Amonia juga dijumpai di dalam tanah, dan di tempat berdekatan dengan gunung berapi. Oleh karena itu, pada suhu dan tekanan piawai, amonia adalah gas yang tidak mempunyai warna (lutsinar) dan lebih ringan dari pada udara (0.589 ketumpatan udara). Titik leburnya ialah -75 °C dan titik didihnya ialah -33.7 °C. 10% larutan amonia dalam air mempunyai pH 12. Amonia dalam bentuk cair mempunyai muatan yang sangat tinggi. Amonia cair terkenal dengan sifat keterlarutannya. Ia boleh melarutkan logam alkali dengan mudah untuk membentuk larutan yang berwarna dan mengalirkan elektrik dengan baik. Amonia dapat larut dalam air. Larutan amonia dengan air mempunyai sedikit amonium hidroksida (NH4OH). 100 dm3 amoniapun dapat berpadu dengan 100 cm3 air. Amonia tidak menyokong pembakaran, dan tidak akan terbakar kecuali dicampur dengan oksigen, di mana amonia terbakar dengan nyalaan hijau kekuningan muda. Amonia dapat meletup jika dicampur dengan udara. Amonia diperoleh dengan cara menyulingkan tumbuhan dan hewan yang mengandung nitrogen. Atau dengan mereaksikan garam-garam amonium dengan hidroksida alkali.Amonium juga diperoleh dengan mereaksikan magnesium nitrit (Mg3N2) dengan air.
Mg3N2(S) + 6H2O(l)         ——>       3Mg(OH)2(s)+2NH3
Amonia (NH3) dan garam-garamnya bersifat mudah larut dalam air. Sumber amonia di perairan adalah pemecahan nitrogen organik (protein dan urea) dan nitrogen anorganik yang terdapat di dalam tanah dan air, yang berasal dari dekomposisi bahan organic oleh mikroba dan jamur (amonifikasi). Sumber amonia adalah reduksi gas nitrogen yang berasal dari proses difusi udara atmosfer, limbah industri dan domestik. Amonia yang terdapat dalam mineral masuk ke badan air melalui erosi tanah. Selain terdapat dalam bentuk gas, amonia membentuk senyawa kompleks dengan beberapa ion-ion logam. Amonia juga dapat terserap kedalam bahan-bahan tersuspensi dan koloid sehingga mengendap di dasar perairan. Amonia di perairan dapat menghilang melalui proses volatilisasi karena tekanan parsial amonia dalam larutan meningkat dengan semakin meningkatnya pH. Ikan tidak bisa bertoleransi terhadap kadar amonia bebas yang terlalu tinggi karena dapat mengganggu proses pengikatan oksigen oleh darah dan pada akhirnya dapat meningkatkan sifokasi. Pada budidaya intensif, yang padat penebaran tinggi dan pemberian pakan sangat intensif, penimbunan limbah kotoran terjadi sangat cepat.
Gas amonia juga merupakan salah satu gas pencemar udara yang dihasilkan dari penguraian senyawa organik oleh mikroorganisme seperti dalam proses pembuatan kompos, dalam industri peternakan, dan pengolahan sampah kota. Amonia (gas) itu terdiri dari hidrogen dan nitrogen yang biasanya perbandingan molarnya 3:1, ada metan, argon, dan CO2. Amonia disintesis dengan reaksi reversibel antara hidrogen dengan nitrogen.
Seperti halnya reaksi revesibel lain, reaksi pembentukan amonia juga menghabiskan tenaga dan pikiran untuk mengatur reaksi dengan jumlah amonia pada kestimbngn pada berbagai macam temperatur dan tekanan. Yang pasti berhubungan dengan konstanta kesetimbangan reaksinya. Kp (konstanta kesetimbangan) tersebut tidak hanya bergantung pada temperatur dan tekanannya, tapi juga perbandingan komposisi nitrogen dan hidrogen. Sumber nitrogen itu biasanya udara. Dan sumber hidrogen biasanya di dapat dari berbagai jenis bahan mentah seperti air, hidrokarbon ringan atau berat, hasil dari pemurnian minyak mentah, gas alam, maupun kombinasi dari bahan-bahan itu yang memiliki kandungan hidrogennya. Amonia juga dapat berasal dari sumber antrophogenik (akibat aktifitas manusia) seperti industri pupuk urea, industri asam nitrat dan dari kilang minyak (Dwipayani, 2001).
  C.     Keberadaannya di Perairan
            Amonia (NH3) pada suatu perairan berasal dari urin dan feses yang dihasilkan oleh ikan. Kandungan amonia ada dalam jumlah yang relatif kecil jika dalam perairan kandungan oksigen terlarut tinggi. Sehingga kandungan amonia dalam perairan bertambah seiring dengan bertambahnya kedalaman. Pada dasar perairan kemungkinan terdapat amonia dalam jumlah yang lebih banyak dibanding perairan di bagian atasnya karena oksigen terlarut pada bagian dasar relatif lebih kecil (Welch, 1952 dalam Setiawan, 2006). Menurut Jenie dan Rahayu (1993) dalam Marlina (2004), konsentrasi amonia yang tinggi pada permukaan air akan menyebabkan kematian ikan yang terdapat pada perairan tersebut. Toksisitas amonia dipengaruhi oleh pH yang ditunjukkan dengan kondisi pH rendah akan bersifat racun jika jumlah amonia banyak, sedangkan dengan kondisi pH tinggi hanya dengan jumlah amonia yang sedikit akan bersifat racun juga. Selain itu, pada saat kandungan oksigen terlarut tinggi, amonia yang ada dalam jumlah yang relatif kecil sehingga amonia bertambah seiring dengan bertambahnya kedalaman (Welch, 1952 dalam Setiawan, 2006). Kadar amonia pada perairan alami biasanya kurang dari 0,1 mg/liter. Kadar amonia bebas yang tidak terionisasi pada perairan tawar sebaiknya tidak lebih dari 0,2 mg/liter. Jika kadar amonia bebas lebih dari 0,2 mg/liter, perairan bersifat toksik bagi beberapa jenis ikan. Kadar amonia yang tinggi dapat merupakan indikasi adanya pencemaran bahan organik yang berasal dari limbah domestik, industri, dan limpasan pupuk pertanian. Kadar amonia yang tinggi juga dapat ditemukan pada dasar danau yang mengalami kondisi tanpa oksigen atau anoxic (Effendi, 2003). Menurut Boyd (1990), amonia dapat meningkatkan kebutuhan oksigen pada insang dan jaringan tubuh yang mengalami kerusakan, dan menurunkan kemampuan darah dalam membawa oksigen. Dalam kondisi kronik, peningkatan amonia dapat menyebabkan timbulnya penyakit dan penurunan pertumbuhan. Pescod (1973) menyarankan agar kandungan amonia dalam suatu perairan tidak lebih dari 1 mg/l, yaitu agar kehidupan ikan menjadi normal.
  D.    Sifat-sifat Fisik
Adapun sifat-sifat fisik dari amoniak yaitu:
  • Gas tidak berwarna
  • berbau khas amoni
  • iritan
  • mudah larut dalam air.
  • Ambang bau : 0.32 – 46.8 ppm
  • Titik leleh : -77.7 oC
  •  Titik didih : -33.4 oC
  • Tekanan Uap : 400 mmHg (-45,4 oC)
  • Kelarutan dalam air : 31 g/100g (25 oC)
10.  Berat jenis : 0.682 (-33,4 oC)
  1.      pH (1,0 N larutan) : 11.6
  2.      kelarutan : etanol 10% (25oC); methanol 16% (25oC)
  3.      Berat jenis uap : 0.6 (udara=1)
  4.      Suhu kritis : 133 oC
    
   E.     Manfaat

 Manfaat dari ammoniak yaitu:
Untuk pembuatan pupuk, terutama urea dan ZA (Zwavelzur amonium = amonium sulfat)
NH3(g) + CO2(g)         ——>         CO(NH2)2(aq) + panas
NH3(g) + H2SO4     ——>           (NH4)2SO4(aq)
Pembuatan pupuk dengan cara Haber-Bosch yaitu dengan cara ammonia dibuat dalam skala besar dari nitrogen yang diperoleh dari udara, ditambah hydrogen (sebagian besar diproduksi dari metana yang terjadi secara alami) yang menjadi campuran nitrogen dan hydgrogen bertekanan tinggi. Kemudian didaur ulang sehingga amoniak terbentuk dan dibiarkan hingga terjadi proses pengembunan sehingga terbentuk amoniak cair (NH3) yang siap dipindahkan untuk diolah menjadi pupuk. Namun sebelum amoniak diproduksi melalui proses Haber-Bosch, sumber utama senyawa nitrogen untuk industry adalah mineral yang harus ditambang dan diangkat sejauh ribuan kilometer.
Untuk membuat senyawa nitrogen yang lain, seperti asam nitrat, amonium klorida, amonium nitrat.
NH3(g) + 5 O2(g)                ——>         4 NO(g) + 6 H2O(g)
NH3(g) + HCl(aq)       ——>                 NH4Cl(aq)
NH3(g) + HNO3(aq)       ——>              NH4NO3(aq)
     Untuk membuat hidrazin.
NH3(g) +     NaOCl(aq)      ——>         N2H4(l) + NaCl(s) + H2O(l)
Hidrazin merupakan salah satu senyawa nitrogen yang digunakan sebagai bahan bakar roket.
  • Dalam pabrik es, amonia cair digunakan sebagai pendingin (refrigerant) karena amonia cair mudah menguap dan akan menyerap panas sehingga menimbulkan efek pembekuan.
  • Sebagai bahan peledak
  • Bahan pembuatan baterai
  • Campuran dalam produk cat rambut dan obat pelurusan rambut.
Pupuk Urea    
         


              adalah pupuk kimia yang mengandung Nitrogen (N) berkadar tinggi. Unsur Nitrogen merupakan zat hara yang sangat diperlukan tanaman. Pupuk Urea berbentuk butir-butir kristal berwarna putih, dengan rumus kimia NH2 CONH2, merupakan pupuk yang mudah larut dalam air dan sifatnya sangat mudah menghisap air (higroskopis), karena itu sebaiknya disimpan di tempat kering dan tertutup rapat. Pupuk urea mengandung unsur hara N sebesar 46% dengan pengertian setiap 100 kg urea mengandung 46 kg Nitrogen.
Kegunaan pupuk Urea
Unsur hara Nitrogen yang dikandung dalam pupuk Urea sangat besar kegunaannya bagi tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan, antara lain:
Membuat daun tanaman lebih hijau segar dan banyak mengandung butir hijau daun (chlorophyl) yang mempunyai peranan sangat panting dalam proses fotosintesa
Mempercepat pertumbuhan tanaman (tinggi, jumlah anakan, cabang dan lain-lain)
Menambah kandungan protein tanaman
Dapat dipakai untuk semua jenis tanaman baik tanaman pangan, holtikultura, tanaman perkebunan, usaha peternakan dan usaha perikanan
Gejala kekurangan unsur hara Nitrogen
Daun tanaman berwarna pucat kekuning-kunigan
Daun tua berwarna kekuning-kuningan dan pada tanaman padi warna ini dimulai dari ujung daun menjalar ke tulang daun
Dalam keadaan kekurangan yang parah daun menjadi kering dimulai dari daun bagian bawah terus ke bagian atas
Pertumbuhan tanaman lambat dan kerdil
Perkembangan buah tidak sempurna atau tidak baik, sering kali masak sebelum waktunya
Alat  :

              Erlenmeyer
              Spatula 
              Neraca
              Pipet tetes 
              Buret
              Statif

Bahan :

             Pupuk urea

             Aquadest 
             Indikator MM : Mb ( 1:1)
             HCl 0.02 M

Cara Kerja :

-Ditimbang 10 gram contoh ke dalam erlenmeyer

-Dibubuhi air,dilarutkan 25 ml lalu dihomogenkan

-Dibubuhi indikator MM : Mb ( 1 : 1 )

-Dititar dengan HCl 0,02 M sampai titik akhir (hijau-biru)

Pengamatan :

Bobot sample     : 5002.2  mg

Normalitas HCl  :  0.0165
Volume penitar   :  6.61 ml

Perhitungan :
Kadar NH3  = V HCl  x  N HCl  x Bst NH3  x 100 %
                                          mg contoh
    
                     = 6.61 ml x 0,0165 meq/ml x 17 mg/meq  x 100 %
                                                5002.2 mg
                     =    2.2100     x 100 %
                                 5002.2 mg
                    
                     = 0.037 %

Kesimpulan : 
           
                       Dari hasil pengamatan dan perhitungan dapat disimpulkan bahwa kadar amonia bebas pada pupuk urea adalah 0.037 %


Daftar pustaka :

http://pusri.wordpress.com/2007/09/22/mengenal-pupuk-urea/
Laporan Harian Amonia Bebas Pada Pupuk